kATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan petunjuk yang
telah ditetapkan. Makalah yang berjudul “Pengertian, objek material dan objek
formal dan manfaat mempelajari filsafat”
Dalam penyusunan makalah ini
kami banyak mendapat bantuan dan serta informasi dari berbagai sumber. Kami
juga banyak mendapat dukungan dan saran-saran dari banyak pihak. Untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah
ini masih jauh dari sempurna, seperti pepatah mengatakan ”Tak ada gading yang
tak retak”. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
diharapkan agar dapat ditemukan suatu hasil yang lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Palembang, 03
April 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata pengantar ......................................................................................................................
Daftar isi ......................................................................................................................
Pendahuluan ......................................................................................................................
Pembahasan ......................................................................................................................
1.
Pengertian Filsafat ....................................................................................................
2.
Objek kajian filsafat...................................................................................................
3.
Manfaat Filsafat Dakwah..........................................................................................
Penutup .......................................................................................................................
Daftar isi ......................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu memberi kepada kita
pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan
kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan
kebenaran.
Bagi manusia, berfilsafat itu
berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan
tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang
sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Filsafat hendaknya
mengilhamkan keyakinan kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak
manusia-manusia yang menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan, ras, dan
keyakinan keagamaan mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
Dalam mempelajari Filsafat
banyak sekali Manfaat yang bisa kita ambil dan kita petik guna untuk menjalani
hidup yang sebaik-baiknya. diantaranya Fiillsafat membantu kita unntuk berfikir
lebih Kritis dalam hal apapun. Didalam Filsafat dakwah juga banyak sekali
hal-hal yang dikaji dan dipelajari secara kritis dan mendalam. Sebagai mana
ilmu lain filsafat juga memiliki berbagai macam cabang-cabangya. Mempelajari
filsafat adalah salah satu hal yang menarik dan banyak diminati oleh
orang-orang, terutama mereka yang ingin mecari kebenaran. Oleh karna itu
penulis menyusun makalah ini guna untuk mengenal dan mempelajari filsafat,
objek kajian serta manfaat mempelajari filsafat Dakwah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pengertian Filsafat
Dakwah?
2. Jelaskan Objek kajian Filsafat
Dakwah (Formal & Material)?
3. Manfaat mempelajari Filsafat
Dakwah?
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Filsafat
Secara garis besar Filsafat
dapat dikatakan sebuah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena
dalam filsafat kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja
(kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran
serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan
intelektual). Selanjutnya Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi
yaitu pegertian filsafat secara Bahasa dan pengertian filsafat secara istilah.
Ciri-ciri Berfikir filsafat
adalah berfikir segala sesuatu yang ada, berfikir yang konsepsional mendasar
dan menyentuh esensi yang difikirkan. Ciri-cirinya yaitu
a)
Metodis, menggunakan metode cara yang
lazim digunakan oleh para filosof dalam proses beerfikir filsafat.
b)
Sistematis, yaitu dalam berfikir
masing-masing unsur berkaitan satu sama lain secara teratur dalam satu keseluruhan.
c)
Koheren, yaitu dalam berfikir
unsur-unsur tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan satu sama lain,
namun juga membuat uraian yang logi.
d)
Rasional, yaitu harus berdasarka pada kaiadah berfikir yang benar
(logis)
e)
Konprehensif, yaitu berfikir secara
menyeluhruh.
f)
Radikal, yaitu berfikir secara
mendalam samapai pada akar persoalannya
g)
Universal, yaitu muatan kebenarannya
sampai pada tingkat umum universal (secara keseluruhan)
h)
Bebas, yaitu samapai kebatas-batas
yang berada diluar pemikiran, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial,
historis, kultural, religius (pemikiran filsafat ini dibarat).
i)
Bertanggung jawab, yaitu seorang yang
berfilsafat adalah orang yang berfikir sekaligus bertanggung jawab terhadap
hasil pemikirannya paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.
Filsafat sangat dibutuhkan
manusia untuk mengatasi segala persoalan yang muncul dalam kehidupan, termasuk
persoalan-persoalan dakwah. Dengan filsafat, seluruh pertanyaan hidup mengenai
arti, isi dan makna dari segala sesuatu yang dilihat dan dialami dapat
ditemukan jawabannya. Hal ini telah di implementasikan Nabi Muhammad SAW dalam
aktivitas dakwahnya.
A.
Pengertian Filsafat Dakwah secara Bahasa
Kata falsafah atau filsafat
dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab “فلسفة”,
yang juga diambil dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Dalam bahasa ini
(Yunani), kata philosophia merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata
(philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga
dalam arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi
yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir
ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami
bidang falsafah atau filsafat disebut “filsuf”.
Kata dakwah adalah derivasi
dari bahasa Arab “Da’wah”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil,
mengundang atau mengajak. Ism fa’ilnya (pelaku) adalah da’I yang berarti
pendakwah. Di dalam kamus al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lam disebutkan makna
da’I sebagai orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau
mazhabnya. Merujuk pada Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh.
Ali Aziz (2009:6), kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil, mengundang,
minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,
menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. Dalam Al-Quran
kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali.
B.
Pengertian Filsafat Dakwah secara istilah
Menurut istilah, filsafat
adalah ilmu istimewa yang menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab
oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut termaksuk masalahh
yang berada diluar atau di atas jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Dalam arti praktis
filsafat mengandung arti alam berfikir/alam pikiran, sedangkan berfilsafah
ialah berfikir secara mendalam atau radikal atau dengan sungguh–sungguh sampai
keakar-akarnya terhadap suatu kebenaran atau dengan kata lain berfilsafat
mengandung arti mencari kebenaran atas sesuatu.
Dakwah adalah kegiatan atau
usaha memanggil orang muslim maupun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada
Islam sebagai jalan yang benar, melalui penyampaian ajaran Islam untuk
dipraktekkan dalam kehidupan nyata agar bisa hidup damai di dunia dan bahagia
di akhirat. Singkatnya, dakwah, seperti yang ditulis Abdul Karim Zaidan, adalah
mengajak kepada agama Allah, yaitu Islam.
Adapun pengertian filsafat
dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara kritis dan mendalam
tentang dakwah (tujuan dakwah, mengapa diperlukan proses komunikasi dan
transformasi ajaran dan nilai-nilai islam dan untuk mengubah keyakinan, sikap
dan perilaku seseorang khas islam) dan respon terhadap dakwah yang dilakukan
oleh para da’i dan mubalig, sehingga orang yang didakwahi dapat menjadi
manusia-manusia yang baik dalam arti beriman, berakhlak mulia seperti yang
diajarkan oleh islam.
2.
Objek kajian filsafat
Sebelum menginjak pada
pembahasan objek kajian ilmu filsafat dakwah, supaya lebih jelas kita mengulangi
permasalahan tentang objek kajian Filsafat, kemudian Objek kajian Dakwah dan
akhirnya diintegrasikan antara keduanya membentuk objek kajian Filsafat Dakwah.
Namun sebelum ke objek kajian, kita ketahui terlebih dahulu apa pengertianya.
Objek kajian dalam keilmuan maupun filsafat adalah objek formal dan objek
material. Objek material adalah lapangan penyelidikan suatu cabang ilmu,
sedangkan objek formal adalah sudut tertentu yang menentukan suatu macam ilmu
dan membedakan antara ilmu satu dengan lainnya. Demikianlah objek kajian
filsafat dakwah menurut beberapa tokoh:
A.
Objek Kajian Material
Menurut Drs. Suisyanto, Objek
material filsafat dakwah adalah segala sesuatu yang ada dan mungkin ada yang
berkaitan dengan dakwah, baik yang berkaitan dengan ajaran dakwah maupun
perbuatan manusia yang berhubungan dengan dakwah.
Menurut Andy Dermawan dkk,
objek material filsafat dakwah adalah manusia, Islam, Allah dan lingkungan
dunia. Dengan filsafat dakwah dijelaskan proses interaktif manusia yang menjadi
subjek (da’i) dan objek (mad’u) dalam proses dakwah, Islam sebagai pesan dakwah
di lingkungan dunia di mana manusia akan mengamalkan dan menerapkan ajaran dan
nilai keislaman serta Allah yang menurunkan Islam dan memberikan takdirnya yang
menyebabkan terjadinya perubahan tindakan, keyakinan dan sikap.
Menurut Dr. H. Nur Syam, objek
material filsafat adalah segala sesuatu yang ada atau mungkin ada, maka objek
formalnya adalah pemikiran atau keterangan sedalam-dalamnya tentang objek
material tersebut. Objek material filsafat dapat dibagi menjadi tiga bagian
yaitu Hakikat Tuhan, hakikat manusia dan hakikat alam semesta.
B.
Objek kajian Formal
Menurut Drs. Suisyanto objek
formal filsafat dakwah adalah usaha untuk mendapatkan pemahaman yang
sedalam-dalamnya sesuai dengan akal budi manusia tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan penyampaian ajaran Islam kepada umat Islam dengan cara
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya baik secara praktis maupun teoritis.
Menurut Andy Dermawan dkk,
objek Formal filsafat dakwah adalah mempelajari bagaimana hakikat dakwah.
Menurut Dr. H. Nur Syam, objek Formal filsafat adalah
pemikiran secara radikal akan objek material tersebut.
Objek kajian dakwah adalah
hubungan interaksional antara subjek dakwah dengan Objek dakwah dengan
menggunakan metode, materi, dan media dakwah tertentu untuk mencapai tujuan
dakwah. Sehingga secara proposional dapat dinyatakan dalam proposisi, sebagai
berikut:
Ø Subjek dakwah tertentu
berhubungan dengan religiositas objek dakwah.
Ø Media dakwah tertentu
berhubungan dengan religiositas objek dakwah.
Ø Metode dakwah tertetnu
berhubungan dengan religiositas objek dakwah.
Ø Materi dakwah tertentu
berhubungan dengan religiositas objek dakwah.
Objek kajian dakwah adalah
setiap bentuk dari proses merealisasikan ajaran Islam pada kehidupan manusia
melalui strategi, metode, dan sistem yang relevan dengan mempertimbangkan aspek
religio-politik-kultural-sosio dan psikologis umat manusia.
Setelah mendalami masalah
objek kajian filsafat dan objek kajian dakwah, sekarang kita dapat mengintegrasikan
antara keduanya yaitu objek kajian filsafat dakwah. Objek studi filsafat dakwah
adalah pemikiran mendalam dan radikal, logis dan sistematis tentang proses
usaha merealisasikan ajaran Islam dalam kehidupan umat manusia dengan melalui
strategi, metode, dan sistem yang relevan dengan mempertimbangkan dimensi
religio-politik-kultural-sosio-psikologis umat manusia.
3.
Manfaat Filsafat Dakwah
Manfaat filsafat dakwah adalah
berguna untuk menentukan para da’I agar mampu memahami ajaran islam secara radikal,
sampai keakar-akarnya sehingga menemukan kebenaran yang hakiki. Para da’I mampu
menjelaskan bahwa islam universal, tidak bertentangan logika dan akal sehat.
Dengan demikian ajaran islam disampaikan tidak hanya diterima secara dokmatis
dan absolut semata, tetapi juga melalui kerangka fikiran yang rasional yang
mampu memberikan arti penting dalam menyadari otoritas diri sebagi makhluk yang
berdimensi dalam memahami diri dan hak miliknya.
Tujuan filsafat dakwah adalah
memberikan pemahaman yang bersifat universal tentang suatu ajaran islam secara
mendalam, mendasar dan radikal sampai keakar-akarnya, sehingga akhirnya dapat
membawa pada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut
terimplementasikan dalam sikap keseharian sebagai orang islam. Dengan demikian
filsafat dakwah juga memberikan kontribusi keilmuan dengan mempertajam
metodologi dan pendekatan sehingga para da’I mampu melihat realitas umat secara
tajam dan santun.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Filsafat dakwah adalah filsafat
khusus yang berkaitan dengan dakwah sebagai relasi dan aktualisasi imani
manusia dengan agama Islam, Allah dan alam (lingkungan, dunia).
Secara ringkas ruang lingkup
filsafat dakwah paling tidak meliputi empat hal yang selalu punya kaitan erat.
Yaitu:
·
Manusia sebagai pelaku (subyek) dakwah dan manusia sebagai
penerima (obyek) dakwah.
·
Agama Islam sebagai pesan atau materi yang harus disampaikan,
diimani serta diwujudkan dalam realitas (diamalkan) di masyarakat.
·
Allah yang menciptakan manusia dan alam, sebagai Rab yang
memelihara alam dan menurunkan agama Islam serta menentukan terjadinya proses
dakwah. Dan
·
Lingkungan, yaitu alam (bumi dan sekitarnya) tempat
terjadinya proses dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Yuyun Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif, (Jakartra:
Yayasan Obor Indonesia dan Leknas
LIPI, 1982)
A. Heri Hermawan, M Ag, Yaya Sunarya, M,pd. 2011: Filsafat
Islam, Insan Mandiri, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar